Srikandi Bangsa


Sejak 5 Desember 1956
Pagi, Siang , Malam
Hingga Bergantinya Hari
Tak Pernah ada Letih
Terpancar di wajahnya
Dia Taburkan kami Semangat dengan Semangatnya
Tak Ada Kata tua
Walau dia sudah bercucu lima
Dia Srikandi yang selalu tampil Muda
Kami Memanggilnya Bunda

Bunda... semakin bertambah usiamu
Maka Selamat dan bahagia
Karena usiamu selau bermakna
Bukan hanya untuk Bangsa Indonesia
Tapi bahkan untuk dunia
Bunda …Doa kami untukmu
Semoga Allah Selalu Bersamamu
Memberimu Kesehatan dan Kesuksesan
Mengabulkan Semua Impian
Yang menjadi keinginanmu didalam kehidupan
Bambu Apus, 5 Desember 2007


Jumat, 25 Januari 2008

Uga Wiranto

Uga WirantoPengalaman First Lady TentaraTIDAK banyak yang berubah pada diri Rugaiya Usman Wiranto. Meskipun suaminya, Wiranto, menjadi salah satu capres dalam konvensi Partai Golkar, penampilannya tidak neko-neko. Soal fashion, misalnya, tidak ada yang spesial. Ia pun tak pernah fanatik pada merek dan rancangan desainer tertentu. "Asal pantas dan layak, wong istri prajurit kok macam-macam," kata Uga, begitu wanita berusia 48 tahun ini biasa disapa, berderai tawa.Wanita asal Gorontalo, Sulawesi Utara, yang dinikahi Wiranto pada 1975 itu boleh dibilang tidak melakukan kegiatan yang langsung berkaitan dengan pencalonan suaminya sebagai capres. Paling banter, kata ibu tiga anak --Lia, Maya, dan Zainal-- itu, mendampingi suami berkampanye ke daerah. Maklum, ia punya tugas lain: sebagai Ketua Palang Merah Indonesia DKI Jakarta dan Ketua Yayasan Al-Fath Wiragamulya, yang bergerak di bidang pendidikan.Yang rutin dilakukan Uga adalah mengondisikan kegiatan rumah tangga agar tidak mengganggu pencalonan suaminya. Selain iringan doa, seluruh anggota keluarga terlibat komunikasi intens. Usai salat subuh, mereka berbincang bersama sembari mendiskusikan langkah-langkah ke depan. "Seperti pertemuan keluarga rutin akhir pekanan," kata Uga. Dari diskusi itu, keluarga tahu bahwa pencalonan Wiranto semata-mata lantaran panggilan nurani, bukan yang lain.Uga tidak merasa perlu menyiapkan dirinya sebagai first lady Indonesia. "Saya kan pernah jadi first lady tentara," katanya, berseloroh. Bahkan, ia pernah merasakan menjadi istri ajudan presiden. Tapi, kata Uga, ia tak mau berandai-andai, bahkan terlintas dalam pikiran jadi first lady pun tak pernah terjadi. "Kalau jadi, baru?," kata Uga, diiringi tawa renyahnya.M. Agung Riyadi, Sujud Dwi Pratisto, Marya Onny, dan Arief Ardiansyah[Laporan Utama, GATRA, Edisi 20 Beredar Jumat 26 Maret 2004]

Tidak ada komentar: